Batik Parang

Khoirul Hudah

Diantara banyaknya motif dan macam-macam batik di Nusantara ini, batik yang populer ialah batik Parang. Konon dalam sejarah lampau, motif batik Parang telah diciptakan oleh Sultan Agung dari kerajaan Mataram Kartasura Solo, ketika itu sedang meditasi di pantai selatan.

Sultan Agung dalam proses meditasi tersebut mendapatkan sebuah inspirasi dari ombak kencang yang bergelombang-ambing di laut las Parangtritis. Sehingga momen tersebutlah menjadi ide dan inspirasi Sultan Agung membuat sebuah motif batik yang dinamai dengan batik motif Parang.

Namun kebanyakan orang salah mengartikan jika penamaan motif Parang diambilkan dari arti parang sebagai senjata, padahal tidak seperti itu.

Batik Parang ini bisa dikatakan sebagai batik tertua yang ada di Indonesia. Parang berawal dari kata pereng yang memiliki sebuah arti lereng. Perengan telah digambarkan sebagai garis menurun dan tinggi ke rendah secara diagonal.

Sehingga susunan motif seperti bentuk ‘S’ yang telah jalin-menjalin tidak terputus mengartikan sebagai makna kesinambungan. Bentuk ‘S’ tersebut diambil dari sebuah simbol ombak samudra yang diartikan dengan semangat yang tidak pernah redup. 

Batik motif Parang mempunyai dua motif yaitu Gareng dan Mlinjon.  Motif Gareng lebih condong dengan bentukan lengkungan, sedangkan motif Mlinjon bentuknya seperti belah ketupat.

Alasan dengan menamai dengan sebutan Gareng yaitu karena diambilkan tokoh pewayangan yang bernama Garen yang bersimbol sebagai sikap kebijaksanaan.

Dari situlah awal mula motif Parang diadaptasikan sebagai konsep sikap kebijaksanaan melalui tokoh pewayangan Gareng  yang dikenal sebagai tokoh yang cerdik dalam dunia pewayangan. 

Sedangkan motif Mlinjon berbentuk susunan yang berjajar di setiap ujung dan lengkungan. Hal inilah yang menjadi pembeda dengan motif gareng, Mlinjon bermakna sebagai simbol-simbol dari sebuah awal mula kehidupan.

Penciptaan bentuk Mlinjon didasari saat Sultan Agung melihat sebuah karang laut. Ia kemudian meyakini bahwa ada celah karang sebagai mulanya kehidupan. Sultan Agung yang merupakan bagian dari kerajaan Mataram, maka tidak heran jika motif batik Parang sering dijumpai di wilayah kratonan.

Makna Batik Parang

Batik Parang

Makna batik Parang adalah memiliki arti yang tinggi dan memiliki nilai yang besar dalam memahami filosofinya. Batik yang berasal dari wilayah Jawa ini merupakan batik motif dasar yang dikatakan sebagai batik tertua.

Secara makna lebih mendalam batik Parang disimbolkan sebagai petuah untuk tidak gampang menyerah dengan mudah, ibaratnya yaitu seperti ombak laut yang tidak akan pernah berhenti bergerak.

Selain itu batik Parang juga digambarkan sebagai bentuk jalinan yang tidak akan pernah putus, arti luasnya yaitu upaya untuk terus berproses memperbaiki diri serta upaya dalam memperjuangkan kesejahteraan maupun sebagai bentuk tali persaudaraan.

Gambaran lain dari batik Parang ini adalah menggambarkan seperti kain yang belum rusak, diartikan sebagai memperbaiki diri, kesejahteraan masyarakat, serta terciptanya batik Parang ini dikhususkan pada saat itu sebagai hadiah yang mulia Sultan Agung untuk anaknya.

Batik Parang ini digunakan untuk acara-acara khusus seperti pembukaan. Contohnya ; Senapati yang akan melakukan peperangan agar ketika pulang membawa kemenangan.

Jenis-Jenis Batik Parang

  1. Parang Rusak

Motif ini telah diciptakan oleh panembahan Senopati ketika bertapa di pantai selatan. Motif ini terinspirasi dari sebuah ombak laut yang tidak pernah lelah menghantam karang-karang pantai.

Filosofinya adalah sebagai simbol jika manusia internal melakukan perlawanan terhadap kejahatan.

  1. Parang Barong

Motif ini berbeda dengan motif Parang Rusak, karena motif ini mempunyai bentuk ukuran yang lebih besar. Motif ini diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, dengan memiliki filosofi sebagai uapaya pengendalian diri terhadap dinamika suatu usaha yang berkelanjutan secara terus-terusan.

Seperti kebijaksanaan dalam pergerakan dan kehati-hatian ketika bertindak perilakunya.

  1. Parang Klitik

Motif ini memiliki sebuah pola parang yang dengan stilasi yang sangat halus serta ukurannya pun lebih kecil. Parang Klitik ini melambangkan citra feminim dan sifat lemah lembut serta halusnya perilaku dan bijaksana. Batik motif ini biasanya digunakan untuk para puta dan putri raja.

  1. Parang Slobok

Slobok merupakan kata yang diambilkan dari bahasa jawa ‘labok’ yang mempunyai arti longgar. Maksudnya arti  longgar tersebut yaitu harapan untuk jenazah agar mendapatkan kelonggaran dan tidak kesulitan ketika menghadap ke sang pencipta.

Artikel Lainnya

Bagikan:

Khoirul Hudah

Seorang profesional dengan keahlian di bidang Hubungan Masyarakat, Penulisan Konten, Komunikasi Pemasaran, dan Spesialis Media Sosial.

Leave a Comment