Batik Cap

Khoirul Hudah

Batik Cap
Banner

Batik Cap merupakan batik yang proses pembuatannya dengan menggunakan cap atau seperti stempel. Batik Cap sangat berbeda dengan batik tulis yang proses pembuatannya dengan ditulis langsung menggunakan canting. 

Pada pertengahan abad ke-19, ditemukan alat dari bahan tembaga yang kemudian disebut dengan cap, dari situlah awal mula teknik batik cap ditemukan.

Pola awal batik cap umumnya berbentuk persegi. Konon batik Cap ini terinspirasi oleh Cap berbahan kayu yang sudah lama digunakan di negara India.

Thomas Raffles salah satu tokoh yang memperkenalkan penggunaan teknik batik Cap di Indonesia pertama kali pada awal abad ke-19.

Ia memberikan contoh dengan membuat pakaian imitasi India dengan pola yang di cap seperti teknik dari India. Teknik tersebut telah berkembang di wilayah Palembang dalam suatu periode, dan perkembangannya pola cap dengan bahan malam ditemukan di wilayah Aceh pada akhir abad ke-19.

Pola cap ini juga sangat banyak bisa dijumpai di daerah Jambi yang melakukan produksi sendiri. Bahkan di Jambi juga ditemukan kain-kain import yang dibuat dengan teknik cap.

Masuknya teknik cap di Indonesia membuat dampak besar terhadap pembuatan kain batik. Pengusaha dari Arab dan Cina pun melihat hal ini sebagai potensi besar bisnis mereka.

Sehingga mereka berbondong-bondong mengadakan pelatihan pembuatan batik dengan teknik cap yang dilakukan di wilayah pesisir Jawa bagian Utara.

Dampak atas komersialisasi batik yaitu penggabungan gaya dari macam-macam daerah, sehingga koneksi antara makna dan motifnya pun tergusur oleh kepentingan mode.

Motede batik Cap ini, sudah tidak memberatkan para pengrajin batik dengan membuat pola dan menggambar motif batik terlebih dahulu.

Mereka bisa langsung memilih pola cap mana yang harus diproduksi dan dicetak diatas kain. 

Untuk membuat batik cap ini dibutuhkan bahan dan alat umum yang digunakan dalam proses pembuatan batik. Berikut alat tambahan yang diperlukan ketika membuat batik cap diantaranya ;

Canting Cap

Canting Cap ini mempunyai fungsi untuk menempatkan lilin berbentuk pola batik pada kain mori. Biasanya canting cap ini dibuat dengan bahan tembaga yang dibentuk sesuai dengan pola batik yang diinginkan.

Selain canting cap dari bahan tembaga ternyata banyak pengrajin juga menggunakan canting dengan bahan kertas. Ini ditemukan oleh Nurrohmad sosok pengrajin yang berasal dari Sewon, Bantul Yogyakarta.

Meja Cap

Meja Cap itu sendiri digunakan untuk proses pengecapan batik. Karena pada saat proses membatik dibutuhkan tempat yang rata. Biasanya meja cap ini dari bahan kayu yang panjang dan lebar.

Banner

Ukuran mejanya harus disesuaikan dengan kain mori yang akan dijadikan kain batik.

Kompor

Kompor berfungsi untuk terus menghangatkan lilin yang akan digunakan untuk membuat pola pada kain batik. Hal ini berfungsi agar lilin tetap mencair. Kompor diletakkan agak tinggi agar memudahkan pengerajin saat proses membatik.

Loyang

Tentu untuk memanaskan lilin dan sebagai wadah membutuhkan loyang. Loyang yang berfungsi sebagai tempat malam atau lilin ketika dipanaskan, jadi loyang ini akan ditempatkan diatas kompor tersebut.

Alat loyang ini mempunyai bentuk lingkarang yang mempunyai ukuran diameter antara 40-50 cm dengan tinggi 4,5 cm. Ukuran yang cukup besar, loyang mempunyai berat 3 – 5 kg.

Lilin

Lilin inilah yang merupakan bahan utama dalam proses membuat pola batik. Kegunaan lilin ini sebagai perintang warna agar motif batik dapat terbentuk sesuai pola yang ada di cap.

Kain Mori

Selanjutnya yaitu bahan kain mori yang tidak kalah pentingnya. Kain mori merupakan kain tenun yang berwarna putih dan umumnya berbahan katun, polyester, sutra, dan rayon. 

Pewarna Batik 

Pewarna batik inilah yang membuat batik bisa berwarna, sehingga bisa terbentuk motif yang diinginkan dengan indah.

Terdapat dua jenis pewarna untuk membatik diantaranya wara secara alami yaitu bahan-bahanya terbuat dari bahan alam dan warna sintetis yang merupakan bahan kimia.

Bantalan 

Bantalan ini juga bisa dinamai sebagai kasur datar untuk membatik. Terbuat dari kapas yang dibungkus rapi dengan kain. Ada juga yang menggunakan bahan dari busa dan spons yang dilapisi kain, hal ini merupakan referensi berbeda-beda setiap pengrajin. 

Bantalan atau kasur datar ini berfungsi sebagai bantalan kain selama proses membatik dengan teknik cap.

Itulah ulasan singkat mengenai sejarah batik cap dan beberapa alat dan teknik ketika memproduksi batik Cap ini.

Semoga menambah khasanah pengetahuan terhadap batik dan terus mewarisi budaya nenek moyang dan produk kebanggan Indonesia. Selalu tersenyum untuk menghadapi hari-hari yang indah ini.

Artikel Lainnya

Bagikan:

Khoirul Hudah

Seorang profesional dengan keahlian di bidang Hubungan Masyarakat, Penulisan Konten, Komunikasi Pemasaran, dan Spesialis Media Sosial.

Leave a Comment