Batik Sogan

Khoirul Hudah

Jika Anda penggemar batik klasik, Sogan Batik pasti harus ada dalam koleksi Anda. Selain motifnya yang cantik, motif dasi sogan menjadi salah satu motif dasi yang paling populer sepanjang masa. Dasi soga identik dengan dasi Solo atau Yogya karena di kedua daerah tersebut terdapat keraton-keraton yang selalu menggunakan dasi klasik  di keraton.  Batik Sogan didominasi warna hitam dan coklat, atau bisa juga kombinasi kedua warna tersebut, dan motifnya pun mengikuti pendekatan klasik  Yogyakarta tau Keraton Solo.

Sejarah Batik Sogan

Batik Sogan adalah jenis batik ini berarsir klasik. Disebut batik Sogan karena proses pewarnaan batik ini awalnya menggunakan pewarna alami dari kayu pohon Sogan. Batik Sogan Klasik adalah gaya dasi yang identik dengan daerah megah di Jawa, yaitu Yogyakarta dan Solo.

Motif mereka biasanya mengikuti motif keraton klasik. Sogan Yogya dan Solo juga bisa dibedakan dari warnanya. Umumnya sogan Yogya dominan berwarna coklat tua, hitam dan putih, sedangkan sogan solo berwarna orange muda dan coklat. Warna klasik batik Sogan sendiri sarat akan makna.

Hal ini dijelaskan dalam Serat Wirid Hidayat Jati, warna kuning keemasan merupakan bagian dari lambang keraton ras burung, bangsa makhluk terbang, warna lokal perjalanan spiritual setelah kerajaan Siriyah muncul. Corak warna ini merupakan simbol yang dikenal sebelum hadirnya Islam di tanah Jawa dan direvisi oleh Wali Songo dalam perkembangannya.

Pada awalnya disebut batik Soga karena dicelup menggunakan pewarna alami yang diekstraksi dari pohon Soga. Batang pohon soga berwarna coklat kekuningan.

Perbedaan Batik Sogan Yogyakarta dan Solo

Batik sogan Yogjakarta dan Solo bisa dibedakan dari warna batiknya. Batik sogan  Yogya lebih dominan berwarna coklat tua-kehitaman dan putih, sedangkan untuk  batik sogan Solo berwarna coklat-oranye dan coklat.

Makna Batik Sogan

Hitam dikatakan melambangkan nafsu atau keduniawian yang halal. Merah melambangkan nafsu amarah, kuning lambang nafsu sufiyah, dan putih lambang nafsu Mutmainah atau kebaikan. Pada saat yang sama, warna coklat sarat akan kekhidmatan dan kekhasan tradisi Jawa yang sangat menonjolkan perspektif batin, baik sebagai ekspresi warna maupun kesan.

Warna coklat atau coklat juga melambangkan pribadi yang hangat, rendah hati, baik hati, kebersamaan dan tenang. Hal ini sesuai dengan kepribadian orang Jawa yang mengutamakan rasa dalam segala hal yang mereka lakukan. Makna dari warna ini juga mengandung filosofi dimana kehidupan masyarakat Jawa sarat akan filosofi budaya yang sangat kental.

Batik Sogan dan Mancanegara

Batik sogan, khususnya batik tertulis, telah lama berhasil menembus pasar internasional. Banyak pembeli asing yang menyukai warna dan corak klasik batik Sogan yang tak lekang oleh waktu. Pembeli asing menyukainya karena terbuat dari pewarna alami. Nuansa klasik dengan dominasi warna coklat juga menjadi poin tersendiri.

Menggunakan pewarna alami membuat batik terasa lebih sejuk dan pastinya tidak ada bandingannya. Meskipun menggunakan pewarna dan waktu pengerjaan yang sama, Anda tetap mendapatkan hasil akhir yang berbeda.

Itulah keunikan dan kekhasan Batik Sogan dengan menggunakan pewarna alami. Ciri lainnya adalah pada batik Sogan yang menggunakan pewarna alami, pola warna muda atau coklat muda terlihat seperti memiliki serat coklat. Sifat ini tidak terdapat pada batik yang menggunakan pewarna kimia.

Ulasan singkat ini semoga menjadi literatur kalian semua dalam menambah khasanah pengetahuan warisan batik Indonesia. Selalu cintailah produk-produk dalam negeri terutama produk kebudayaan.

Artikel Lainnya

Bagikan:

Khoirul Hudah

Seorang profesional dengan keahlian di bidang Hubungan Masyarakat, Penulisan Konten, Komunikasi Pemasaran, dan Spesialis Media Sosial.

Leave a Comment